Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

Sabtu, 12 Desember 2009

Taekwondo digunakan sebagai terapi cancer untuk anak-anak (English Article)

Cancer and taekwando may make a rather odd combination, but not so for 15 children who are using the martial art as a form of therapy for their cancer.

The Assisi Hospice, where the kids are patients, claims this is a world first.

Executing martial art moves, they look like most children their age, but some suffer from leukemia, while others have tumours of various kinds.

Aged between 4 and 20, they have been practicing the sport of taekwondo once a week since November last year.

Cancer patient Daeng Herryadi said, “Usually when you have cancer you are just resting at home, eat and sleep, so when you we do exercising, we sweat, so it really help us to feel like we are fit.?

Besides being therapeutic, the new hobby has brought them tremendous joy.

Petra Anna Jasmine added, “I love doing all the kicks and punches, because I am a tiger taekwando warrior.”

Echoing fellow patients, Inshera Diana said, “Interesting because, like a lot of movements, and also you are doing exercising.?

The parents too vouch for the sport’s benefits.

Parent Zaifariq Rapan said, “The instructor is well-trained here so they are professional in taekwando, we don’t have to worry anything about this.?

Another parent, Sophie Mirosevic Sorgo said, “We were very excited and her younger brother was most jealous and wanted to join in as well, so it has really been a great thing.”

Still, precautions were taken by the sports body running the programme.

Milan Kwee, President, Singapore Taekwando Federation “We have modified the programme so we try to avoid any sparring contact for the time being.

The Federation has also highlighted the programme to the world body which is now promoting it to other countries.

The President added the cancer-kids are an inspiration, even for the able-bodied exponents of taekwondo.

The new activity even got staff of the Assisi Hospice into the act – like Sister Linda who got her black belt in the 1970s, “Now I am coming back because of our kids. This is my first comeback in almost 30 years.?

Fun aside, the children will be performing on 24th February, at the launch of the Hospice’s Teddy Bank Drive.

And the children say they will continue with the sport even after the performance.

Istilah-istilah Dalam Tae Kwon Do

1. Sabeum = Instruktur
2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
3. Seonbae = Senior
4. Hubae = Junior
5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
6. Muknyeom = Meditasi
7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
8. Ti = Sabuk Latihan
9. Oen = Kiri
10. Oreon = Kanan
11. Joonbi = Siap
12. Sijak = Mulai
13. Kalryeo = Stop
14. Keysok = Lanjutkan
15. Keuman = Selesai
16. A Nee = Tidak
17. Yee = Ya
18. Eolgol = Sasaran atas
19. Moumtong = Sasaran tengah
20. Arae = Sasaran bawah
21. Do Jang = Tempat latihan
22. Kyungrye = hormat

Pukulan

* Yeop Jireugi = Pukulan Samping
* Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
* Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
* Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran

Tendangan

* Ap Chagi = Tendangan Kedepan
* Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
* Yeop Chagi = Tendangan Samping
* Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang
* Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat

Tangkisan

* aremaki = Tangkisan bawah
* Elgol maki = Tangkisan ke arah kepala
* Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
* Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
* An Maki = tangkisan darri arah luar.

Mengenal Tae Kwon Do

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olah raga bela diri korea yang paling populer dan juga merupakan olah raga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa korea, hanja untuk Tae berarti “menendang atau menghancurkan dengan kaki”; Kwon berarti “tinju”; dan Do berarti “jalan” atau “seni”. Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai “seni tangan dan kaki” atau “jalan” atau “cara kaki dan kepalan”. Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga Materi Dalam Berlatih

1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do

* Putih melambangkan kesucian,awal/dasar dari semua warna,permulaan.
* Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.
* Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.
* Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.
* Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.
* Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.

Perubahan warna sabuk,harus memperlihatkan perubahan menyeluruh sikap hidup kita.

Manfaat Belajar Bela Diri

Akhir-akhir ini kenakalan remaja cenderung meningkat. Meski sudah diupayakan dengan cara penanggulangan, masalah kenakalan remaja masih saja mencuat dan lebih memprihatinkan lagi perbuatan mereka sudah menjurus ke tindak kriminal. Keresahan bukan saja dialami oleh orangtua yang mempunyai anak remaja, aparat keamanan dan kalangan pendidik pun dibikin pusing oleh tindak tanduk mereka. Yang lebih mengenaskan lagi kenakalan remaja ini justru dilakukan oleh remaja-remaja yang masih berstatus pelajar yang duduk dibangku SMP dan SMA, dan kenakalan tersebut bahkan bukan hanya masalah keributan, perkelahian, perusakan dan lain-lain, akan tetapi sudah menjurus kepada pemakaian obat-obat terlarang (NARKOBA).

Secara jujur kita tetap mesti mengakui bahwa sekarang ini pun banyak pelajar-pelajar yang memiliki jiwa dan semangat serta tujuan kepada hal-hal yang positif, tidak sedikit pula pelajar yang menunjukan sikap pribadi yang luhur dan bersahaja. Barangkali dari persoalan diatas, yang harus kita lakukan bukan mencari kambing hitam siapa yang bersalah, tetapi harus diupayakan benteng pencegahannya dan pengobatannya. Yang mesti dibentengi bukan fisiknya saja melainkan jiwanya, karena fisik akan tuduk pada kemauan jiwa. Banyak hal untuk mengatasi masalah kenakalan remaja ini, diantaranya adalah faktor lingkungan, keluarga, dan yang terpenting adalah faktor agama yaitu

pendekatan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diterapkan oleh agama.

Disamping faktor-faktor tersebut diatas, masih ada faktor alternatif yang dapat membantu menguatkan dalam menanggulangi agar tidak terperosok lebih dalam yaitu Seni olahraga Beladiri.

Dalam seni olahraga beladiri selain fisiknya yang di gembleng adalah juga jiwanya, mereka akan diajarkan sikap-sikap luhur, disiplin, berani, jujur, rendah hati, dan sebagainya, yang mana sifat-sifat ini diambil dari ajaran-ajaran agama, bahkan banyak aliran-aliran beladiri yang melarang keras muruid-muridnya untuk berjudi, mabuk-mabukan, berzina dan sebagainya.

Kalau didalam jiwa mereka sudah tertanam sifat-sifat seperti itu, bukankah ini menunjukan bahwa mereka telah menjadi remaja yang baik, sebab dengan begitu mereka tidak akan lagi bertindak bodoh menuruti hawa nafsu yang rendah.

Dengan memasukkan mereka ke perguruan beladiri, berarti telah memberikan suatu kegiatan yang terarah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya sebagai bekal untuk menapaki masa depan yang sarat dengan tantangan. Bahkan dalam agama Islam hal ini sangat dianjurkan, ”Ajarilah anakmu memanah dan berenang”. Ini artinya bahwa kita harus melengkapi pendidikan anak-anak dengan olahraga untuk membeladiri, seperti memanah itu adalah beladiri untuk berperang melawan musuh, berenang adalah dasar beladiri agar selamat tidak tenggelam.

Yang menarik perhatian lagi, dari pengamatan beberapa orang pakar beladiri membuktikan bahwa anak-anak remaja yang tergabung dalam perguruan beladiri jarang sekali bahkan belum pernah ditemukan ikut-ikutan terlibat dalam perkelahian massal. Hal ini sangat dimungkinkan karena jiwa mereka telah tertanam sikap ksatria, dan juga resikonya kalau ketahuan seorang murid perguruan beladiri ikut terlibat kenakalan remaja, maka murid tersebut akan mendapatkan hukuman dari perguruannya. Terkecuali barangkali bagi mereka yang terpaksa sekedar untuk mempertahankan diri saja, selebihnya suka mencari selamat dari pada jago-jagoan.

Segala upaya yang kita lakukan, semuanya dalam rangka berusaha menuju kebaikan, sedangkan hasilnya Tuhanlah yang menentukan, kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasannya, tiada daya dan kekuatan selain dengan izinNya.
Yang menarik perhatian lagi, dari pengamatan beberapa orang pakar beladiri membuktikan bahwa anak-anak remaja yang tergabung dalam perguruan beladiri jarang sekali bahkan belum pernah ditemukan ikut-ikutan terlibat dalam perkelahian massal. Hal ini sangat dimungkinkan karena jiwa mereka telah tertanam sikap ksatria, dan juga resikonya kalau ketahuan seorang murid perguruan beladiri ikut terlibat kenakalan remaja, maka murid tersebut akan mendapatkan hukuman dari perguruannya. Terkecuali barangkali bagi mereka yang terpaksa sekedar untuk mempertahankan diri saja, selebihnya suka mencari selamat dari pada jago-jagoan.

Manfaat Belajar Tae Kwon Do

Taekwondo adalah salah satu seni berperang yang menjadi olahraga dunia modern yang telah dikembangkan secara bebas selama lebih kurang duapuluh abad di Korea. Karakteristik dasar Taekwondo adalah sebagai olahraga pertarungan perkelahian-bebas dengan menggunakan tangan kosong dan kaki untuk memukul mundur lawan.

Seluruh pergerakannya berdasarkan prinsip semangat untuk bertahan sebagaimana Taekwondo dikembangkan sebagai pertahanan terhadap serangan musuh. Dahulu orang menjalankan khidupan secara sederhana dan sedikit sekali memperhatikan kesehatan jasmaninya sehingga tubuhnya menjadi bungkuk di usia senja. Taekwondo juga bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan, kesehatan jasmani dan memberikan keseimbangan kepada orang yang melakukannya.

Seorang yang terlatih dengan Taekwondo akan memningkatkan percaya diri, tidak hanya dalam segi fisik tetapi juga dalam disiplin mentalnya, karena mereka telah mengembangkan teknik-teknik unggulan dengan menjadikan seluruh tubuhnya sebagai senjata, dan dia dengan mudah dapat melawan dan mengalahkan seorang penyerang dengan pergelangan tangan, kepalan, siku, lutut, kaki atau bagian tubuh lainnya.

Hal terpenting dalam TaeKwonDo sebagai salah satu olahraga seni bertarung tidak hanya untuk pertahanan diri, tetapi ini memberi manfaat luar biasa bagi pesertanya. Kepercayaan pada diri sendiri membuat orang bertingkah laku baik terhadap orang-orang lemah. Mereka berdiri dengan gagah ketika berhadapan dengan lawan, tetapi senantiasa menjunjung tinggi kode etik pertempuran yang fair atau tidak berlebihan dalam bertempur. Latihan Taekwondo akan memberikan seseorang sikap dan mental rendah hati. Sifat kerendah-hatian dan kemurahan-hati merupakan dasar pembentukan kepercayaan pada diri sendiri.

Kita semua menyadari bahwa tubuh yang sehat akan membuat seseorang hidup lebih aktif dan bertenaga. Sebagaimana jiwa dan fisik, percaya diri sangat bermanfaat bagi kehidupan jiwa setiap orang sebagaimana juga untuk keluarga, tetangga, dan bangsa mereka.

Sebuah jurus Taekwondo “Poomse” terdiri dari berbagai variasi cara berdiri, masing-masing memiliki kekhasan alami tetapi tetap berpadu dengan yang lainnya. Sebuah “Poomse” berisikan hampir dua lusinan cara berdiri yang saling berhubungan. Pertahanan, pukulan, serangan, tusukan dan tendangan adalah diantara gerakan “Poomse”, dan semuanya dikeluarkan dengan tepat oleh tangan, jari, dan kaki ke titik-titik vital tubuh atau sasaran yang dibidik, dan posisi berdiri berubah menyesuaikan ke depan, belakang, menekuk ataupun sebagainya bergantung pada situasi yang dibutuhkan. Banyak yang sejenis dengan “Poomse” seperti Palgye I-VIII, Taeguk I-VIII, Koryo, Kumgang, Taeback, Pyongwon, Shipjin, Chunkwon, Hansoo dan Ilyeo.

Beberapa tahun terakhir, Taekwondo mulai menjadi olahraga amatir modern. Taekwondo menjadi olahraga dunia dengan sifat tradisional dan semangat bertempur yang teratur. Taekwondo juga mulai dimasukkan secara resmi ke kurikulum dasar sekolah dasar hingga ke universitas. Taekwondo pun menjadi bagian tak terpisahkan dalam latihan kemiliteran. Ia sudah turut ambil bagian dalam setiap perlombaan rutin atletik. Undang-undang, peraturan, kode etik dan tingkat kesulitan ujian kenaikan, semuanya telah dikembangkan hingga sesuai sebagai sebuah olahraga amatir internasional.

Perkembangan Peraturan Kompetisi dari WTF telah dibuat melalui International Referee (IR) Seminars yang dilaksanakan 29 kali dan IR Refresher Courses sebanyak 14 kali, pertukaran kunjungan dan brosur-brosur bantuan dari WTF dan asosiasi anggota nasional. Untuk tujuan keadilan / fair dalam penjurian kompetisi, WTF mengeluarkan pengembangan dari Protektor elektronik dan memperkenalkan sistem penilaian differensial. Bersamaan dengan ini, Executive Council WTF membentuk sebuah Komite Ad Hoc untuk mengadakan studi mendalam terhadap prosedur promosi Kukkiwon Dan.

Seragam Taekwondo tidak terlalu mahal dan mewah. Seragam ini didesain khusus agar tidak menghambat kebebasan gerakan tubuh. Suatu keyakinan bahwa warna putih dari seragam itu merupakan wujud kemurnian dan keaslian dari seluruh warna dan menjadi sebuah pernyataan untuk menyerap segala jenis pelajaran. Juga terdapat sabuk yang berwarna-warni, yaitu: hitam (dewasa), merah-strip-hitam (anak-anak), merah, biru, hijau, kuning, dan putih; tiap warna dirancang sesuai dengan derajat dari tingkatan kecakapan yang dimiliki oleh pemakai sabuk tersebut.

Sabuk putih diberikan untuk anggota baru, yang berada pada Keup ke-9 dan ke-10. Sabuk kuning dikenakan oleh anggota pada Keup ke-7 dan ke-8. Sabuk hijau dikenakan oleh anggota pada Keup tingkat ke-5 dan ke-6. Sabuk biru dimiliki oleh anggota Keup ke-1 dan ke-2. Sedangkan sabuk hitam dimiliki oleh ahli Taekwondo. Sabuk merah-strip-hitam dikenakan oleh anggota yang sudah berada pada tingkatan Poom ke-1 sampai ke-3 namun dalam divisi junior. Kukkiwon berwenang untuk mengadakan ujian kenaikan tingkat dan mengeluarkan sertifikat Poom dan Dan sesuai dengan peraturan Ujian Kenaikan Tingkat

Nakna "Poomse Tae Geuk" Tae Kwon Do

Apakah anda praktisi taekwondo? Taukah apa itu “poomse”?

Poomse / Tae Geuk

Poomse merupakan intisari gerakan dasar Tae Kwon Do. Poomse terdiri atas 2 kata yaitu Poom dan Se yang berarti rangkain bentuk gerakan. Poomse merupakan pelajaran pokok dalam Tae Kwon Do yang dibagi menjadi dua yaitu :

1. Poomse yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam yaitu Tae Geuk 1 sampai dengan Tae Guk 8.
2. Poomse untuk tingkatan sabuk hitam yaitu Kor Yo (Dan 1), Keum Gang (Dan 2), Tae Back (Dan 3), Pyon Won (Dan 4), Ship Jin (Dan 4, Dan 5), Ji Tae (Dan 5, Dan 6), Chun Kwon (Dan 6), Han Soo (Dan 7), IL Yeo (Dan 8).

Dalam mempelajari Tae Geuk harus mengikuti dan mengetahui diagram dan arah gerakannya yang berasal dari simbol-simbol filosofi timur yang disebut Pal Gwe (diagram segi delapan / Pat Kwa / Octagon).

Poomse Tae Geuk adalah poomse dasar dalam Tae Kwon Do. Tae berarti keagungan dan Geuk berarti keabadian, dengan demikian dapat disimpulkan tae geuk tidak berbentuk, tanpa permulaan dan akhir, segala sesuatu berawal dari keagungan dan keabadian. Tae Geuk mengikuti hokum alam ang disebut dengan Teori Ying Yang (Im yang) atau di Korea dikenal dengan nama Um Yang.

Arti pada setiap tingkatan Tae Geuk Poomse adalah sebagai berikut:

1. Tae Geuk 1 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Keon dari Pal Gwe. Melambangkan sesuatu yang besar dan maha agung yang menjadi asal dari segala sesuatu. Keon merupakan permulaan segala sesuatu yang ada di bumi dan menjadi sumber penciptaan serta kekuatan yang berasal dari langit. Langit pula yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang membuat segala sesuatu tetap tumbuh dan hidup. Tae Geuk 1 bersifat sederhana namun dilakukan dengan penuh kekuatan dan menampakkan keperkasaan sesuai wataknya.
2. Tae Geuk 2 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Tae dari Pal Gwe. Melambangkan keteguhan hati dan kelemahlembutan. Dalam Tae batin seseorang tetap teguh namun gayanya tampak lemah lembut mengatasi keadaan dengan senyuman dan kebajikan. Tae Geuk 2 ini harus dilakukan dengan lemah lembut namun penuh kekuatan.
3. Tae Geuk 3 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Ri dari Pal Gwe. Melambangkan matahari dan api yang memberikan cahaya, kehangatan dan harapan. Tae Geuk 3 harus dilakukan dengan penuh semangat dan daya yang variatif.
4. Tae Geuk 4 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Jin dari Pal Gwe. Melambangkan guntur dan kilat yang menimbulkan panic dan ketakutan namun langit yang biru dan sinar matahari yang cerah akan muncul kembali. Prinsip ini menyarankan pada kita bahwa dalam menghadapi bahaya dan ketakutan seharusnya kita bersikap tenang dan berani, karena kita yakin bahwa setelah bahaya lewat akan ada masa yang cerah. Tae Geuk 4 ada beberapa gerakan yang sulit dan memerlukan ketenangan serta keseimbangan yang baik saat melaksanakannya.
5. Tae Geuk 5 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Seon dari Pal Gwe. Melambangkan angina yang pembawaan aslinya halus dan menghembus sepoi-sepoi namun dapat menjadi dasyat seperti badai. Melambangakn sifat kerendahan dan kebaikan hati yang harus dilakukan terus menerus seperti angina yang selalu berhembus. Tae Geuk ini terlihat gerakan yang berulang-ulang, monoton namun sesekali menyentak dengan kuat.
6. Tae Geuk 6 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gam dari Pal Gwe. Melambangkan air yang merupakan elemen paling fleksibel, bentuknya berubah-ubah namun tidak berubah pada hakekatnya. Yang memberikan pengertian bahwa berbagai kesulitan dan penderitaan yang kita alami dapat diatasi jika kita tetap maju dan berbekal rasa percaya diri yang kuat.
7. Tae Geuk 7 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gan dari Pal Gwe. Melambangkan gunung yang menjadi symbol kestabilan karena dianggap tidak pernah bergerak dan puncaknya mengingatkan kita untuk tahu kapan kita harus bertindak dan kapan saatnya berhenti. Mengajarkan agar kita bertindak tidak gegabah. Tae Geuk 7 ini dilakukan dengan penuh ketenangan, namun tetap terlihat kokoh dan mantap.
8. Tae Geuk 8 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gon dari Pal Gwe. Melambangkan bumi yang kokoh, kuat dan bertenaga. Bumi merupakan sumber kehidupan dimana segala mahluk hidup dan tumbuh. Bumi dianggap sebagai ciptaan kekuatan dari langit. Tae Geuk 8 merupakan tae geuk terakhir, yang diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh dasar kita sebelum mencapai tingkatan Dan.

Kamis, 10 Desember 2009

Makna Lambang Tae Kwon Do Indonesia




Arti bagian-bagian lambang:

1. Perisai bulat, melambangkan kebulatan tekad dan keteguhan hati untuk membela persatuan dan kesatuan yang utuh dan bulat dari Taekwondo Indonesia .

2. Kepalan tangan dengan lima jari - jemarinya melambangkan semangat perjuangan, keuletan dan ketekunan serta pantang menyerah.

3. Warna hitam melambangkan suatu kekuatan atau ketahanan

4. Warna kuning melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan.

5. Warna Merah Putih melambangkan kedaulatan Republik Indonesia

Tentang Tae Kwon Do

Taekwondo yang kita kenal sekarang , mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea , dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea.

Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dpt dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.

1. Pada Masa Kuno
* Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat ".

* Koguryo's 'sonbae' dan Taekkyon
Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut 'Sonbae', yang artinya laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang . Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah , tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakan nya dengan acara - acara kontes tarian pedang, memanah, subak ( Taekkyon ) dan sebagainya. Kontes Subak ( Taekyon ) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Takkyon ( Taekwondo ), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.



* Shilla's 'Hwarang" dan Taekkyon
Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. " Hwarangdo" adalah tipe beladiri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri " Sonbae " dari Koguryo. Anggota - anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang. Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang - orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang , sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan , dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak ( bentuk dari Taekwondo kuno ), bermain pedang, berkuda dan bermain " Sirum" / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil - kuil, digambarkan dengan adegan laki - laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang . Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla " Subak" dan "Taekkyon" tampak / muncul bersamaan , dan keduanya menandakan bahwa teknik - teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.



* Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
Seni bela diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla, dibuktikan dengan : i. "Hwarang " ( Sonrang ) di Shilla mempunyai arti kata yang sama dengan "Sonbae" di Koguryo jika ditinjau dari sudut etymology. ii. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama. iii. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi Taekkyon saat perayaan nasional, hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon ( Subak,dokkyoni, atau taekkoni ) dalam perayaan seperti "palkwanhoe" dan "hankawi", hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke 4 sesudah masehi seni beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.

2. Masa Pertengahan
Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

3. Masa Modern
Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

4. Masa Sekarang
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.

Copyright : http://www.taekwondo-indonesia.com

Senin, 07 Desember 2009

Congratulation

Hari ini banyak temen gue yg "kejatuhan duren". Tp gw liat wajah mreka g' ada yg murung apalagi trlihat benjolan bsar yg bertingkat akibat tu "durian" yg jatuh...

Well, mreka br dpt kbr dr surat kabar bahwa mreka ada dalam daftar CPNS yg ditrima di beberapa kabupaten / kota di Jogja. Slamat....slamat.....slamat....

Tp ada juga yg mendengar kabar itu sebagai sebuah kabar yang "kelabu" coz nama dia "lupa" belom dicantumin di daftar calon pegawai. Tenang aja friend, ketika mereka sadar bahwa kalian masih tertinggal, mereka akan sesegera mungkin menulis nama kalin dalam daftar pegawai mereka. Keep on fighting guys, good will take you on the right place for you, just for you.

Mungkin harus kaya lagunya D'Masiv "JAngan Menyerah" (gw suka banget ni lagu). Emang mungkin sekarang mungkin belum "waktu kalian". Kalian mungkin dipersiapkan untuk sesuatu "yang lebih besar". Kaya di film-film itu, tokoh utama selalu berperan di belakang untuk menyelesaikan masalah. Asal jangan kaya film india aja. Soalnya para polisi selalu datang belakangan setelah smua musuh dibinasahkan sang "hero".

Dan bagi temen-temen yang dah ada namnya di daftar, jg keep on fighting. Jangan lengah, karena gue yakin tantangan ke depan bakalan semakin berat. Moga-moga ini menjadi kado akhir tahun terindah bagi hidup kalian.

Dan yang penting lagi, sekarang gue dapet banyak temen yang dilaju, so nantinya banyak yg kecapekan, trus kuliah dibuat tidur....... wakakaka.......
(Jangan sampai ini terjadi)